Solusi Mendesak Atasi Banjir akibat Luapan Danau Tondano, Buka Pintu Air PLTA Tonsea Lama!

Minahasa, MGs
Luapan air Danau Tondano menggenangi ratusan rumah warga di Kecamatan Kakas menyusul turunnya hujan selang 3 minggu terakhir ini.
Warga 3 desa di Kecamatan Kakas kepada Wakil Bupati Vanda Sarundajang (Wabup VaSung) yang turun mengecek, melontarkan keheranan mereka dengan fenomena naiknya permukaan air Danau Tondano.
Menurut warga perisitiwa ini sangat jarang terjadi lantaran air naik sudah beberapa hari. Sebab selama ini jika hujan turun dengan deras, tidak sampai naik sebatas lutut.
Untuk memecahkan persoalan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa meminta pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsea Lama, membuka full pintu air Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.
“Tadi kami sudah meminta kepada Manejer PLTA Tonsea Lama, agar membuka full pintu air beberapa hari ke depan, supaya bisa mengurangai dampak banjir yang dialami penduduk sekitar Danau Tondano,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Minahasa, Dr Lynda Watania MM MSi saat turun bersama jajaran memantau pintu air DAS Tondano yang dikelola PLTA Tonsea Lama, Rabu (14/05/2025).
Menurut Watania, dengan membuka pintu air, menjadi satu diantara solusi mendesak untuk mengatasi banjir dan genangan air di permukiman warga seputaran Danau Tondano.
Sekda Lynda mengungkapkan dari pembahasan dengan pihak Manajemen PLTA Tonsea Lama, sudah menyetujui permintaan Pemkab Minahasa bersama stakeholder untuk membuka full pintu air DAS Tondano.
“Kami bersama pihak terkait akan mencari solusi mengatasi banjir. Selain itu, kami berharap masyarakat peduli dan tidak membuang sampah sembarangan. Meski pemerintah, kalau warga tidak peduli, kan sia-sia juga,” tukasnya.
Pada kesempatan ini, Manajer PLTA Tonsea Lama Aminudin Wahib mengatakan, pihaknya tidak ada niat sama sekali menutup pintu air DAS Tondano.
“Sejak 2 Mei 2025 kami sudah membuka pintu air secara kontinue. Sekalipun ada peningkatan atau penurunan pintu air, itu karena sampah bawaan dari danau,” katanya.
Wahib menyebut, setelah pintu air dibuka terjadi pengurangan debit yaitu sekitar 30 hingga 50 centimeter. “Hingga saat ini tidak ada lagi penutupan pintu air. Hanya mengurangi sampah yang terjadi penumpukan di pintu air,” ujarnya.
Menurutnya, meski kondisi pintu air aman, namun pihaknya tetap kerja siang dan malam untuk membersihkan eceng gondok dari DAS Tondano.
“Mari kita jaga DAS Tondano. Solusi konkrit yang kita kerjakan guna mencegah banjir, yakni membersihkan eceng gondok dan pengerukan di DAS Tondano. Ini sudah kami lakukan sejak PLTA Tonsea Lama beroperasi,” urainya menutup pembicaraan.
(ste/mgs/*)