Pakai Jenggel Boot Jalan di Titian Bambu, Wabup VaSung Temui Warga Terdampak Banjir di Kakas

Minahasa,MGs

Curah hujan yang melanda wilayah Minahasa selang beberapa minggu terakhir ini mengakibatkan banjir di beberapa daerah.

Di Kecamatan Kakas ratusan rumah terendam akibat hujan dan luapan air Danau Tondano.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa langsung tanggap dan bergerak cepat mengecek titik-titik banjir setinggi lutut orang dewasa.

Wakil Bupati Vanda Sarundajang SS (Wabup VaSung) turun langsung memantau kondisi ratusan rumah yang terdampak banjir di Kecamatan Kakas.

Dengan memakai sepatu jenis boot (jenggel boot) Wabup VaSung mendatangi dan melihat dari dekat kondisi rumah warga.

Bahkan, lantaran air cukup tinggi warga pun terpaksa membuat titian dari bambu dan kayu agar terhubung dan menjadi pijak untuk berjalan.

Wabup VaSung dengan lincah dan cekatan berjalan menapaki titian bambu dan kayu, padahal kondisinya basah dan cukup licin.

“Dari data yang ada sekitar 300 rumah yang terdampak banjir. Menurut warga musibah ini sudah tiga minggu lebih akibat meluapnya air Danau Tondano. Namun masyarakat memilih tetap bertahan di rumah masing-masing,” ujar VaSung saat berada di lokasi, Selasa (13/05/2025).

Melihat kondisi banjir di tiga desa, yakni Desa Tounelet, Paslaten dan Kaweng, VaSung menegaskan Pemkab Minahasa tidak tinggal diam. Pihaknya segera menyediakan bantuan obat-obatan untuk mengatasi gangguan kesehatan seperti gatal-gatal dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) yang mulai dikeluhkan warga.

“Obat-obatan sudah dikoordinasikan dengan pihak puskesmas. Namun jika terjadi kekurangan, maka Dinas Kesehatan Minahasa akan turun tangan langsung,” lanjutnya.

Dia mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, khususnya tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air.

Sebab dari hasil pengecekan di lapangan, ditemukan adanya tumpukan sampah, terutama sampah plastik, yang menyumbat saluran air menuju Danau Tondano sehingga memperparah luapan air.

“Sampah ini masalah nasional, dan penanggulangannya harus dimulai dari kesadaran masyarakat. Di wilayah Kakas, sudah ada mobil pengangkut sampah setiap minggu. Saya minta masyarakat menyediakan tempat sampah agar bisa diangkut. Iuran per bulannya pun sangat ringan dan digunakan untuk operasional pengangkutan,” ungkap VaSung.

Terkait usulan warga agar pintu air di Tanggari dibuka lebih lebar, VaSung menjelaskan Pemkab Minahasa sudah melakukan koordinasi. Saat ini pintu air telah dibuka sebesar 35 cm.

Namun pembukaan lebih lanjut tidak memungkinkan karena berisiko menimbulkan banjir di wilayah Manado dan mengganggu turbin PLTA yang dapat menyebabkan pemadaman listrik bergilir.

VaSung juga mengungkapkan salah satu penyebab utama banjir adalah pendangkalan Danau Tondano, yang kini kedalamannya tinggal sekitar 16 meter dari sebelumnya lebih dari 60 meter.

(ste/mgs/*)